Jumat, 14 Oktober 2016

Dolar AS Tenggelamkan Harga Minyak



Sementara itu, untuk harga patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun USD0,08 menjadi ditutup ke posisi USD51,95 per barel di London ICE Futures Exchange. Xinhua melansir, Jumat, 15 Oktober, indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,38 persen menjadi 97,883 pada akhir perdagangan Jumat.

Sementara itu, perusahaan minyak Baker Hughes melaporkan pada Jumat bahwa pengebor AS menambahkan empat rig minyak selama pekan lalu, menandai peningkatan ke-15 dalam 16 minggu terakhir. Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Jumat (Sabtu pagi WIB), di tengah penguatan mata uang greenback, dolar Amerika Serikat (AS).

Selain itu, melemahnya minyak mentah karena meningkatnya jumlah rig pengeboran minyak di AS, di mana kurs dolar AS yang lebih kuat membuat minyak yang dihargakan dalam greenback sehingga kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Jumlah rig pengeboran minyak yang beroperasi di ladang-ladang AS mencapai 432 rig, dibandingkan dengan 595 rig pada  waktu yang sama tahun lalu.

Sebagaimana dikutip dari Antara, harga patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman November merosot USD0,09 ke USD50,35 per barel di New York Mercantile Exchange.




Harga Minyak Dunia Stabil Saat OPEC Masih Jadi Sorotan


Harga minyak Brent pada perdagangan London terlihat mendatar, meski cenderung turun 8 sen atau 0,2% di posisi USD51,95 per barel pada perdagangan akhir pekan. Sedangkan selama sepekan, Brent terlihat stabil. Sedangkan minyak AS West Texas Intermediate (WTI) berakhir menyusut  9 sen pada level USD50,35 per barel serta dalam satu pekan mengalami kenaikan sekitar 1%. 

Di sisi lain analis menggambarkan kebangkitan rig minyak sebagai anti klimaks ketika mereka menilai rig perlu bangkit dengan setidaknya 10 kali dalam sepekan untuk memberikan dampak bearish yang berkelanjutan pada harga minyak. "Tidak ada tidak ada berita besar untuk mendorong pasar," ucap analis  Price Futures Group Phil Flynn.

OPEC berencana mengekang banjir pasokan global seperti yang terjadi pada pertengahan 2014 lalu, dengan mengajak produsen minyak dunia lainnya seperti Rusia untuk bergabung dalam upaya pemotongan output. 

Harga minyak mentah dunia di akhir pekan relatif stabil, ketika dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan ditambah adanya peningkatan rig minyak AS. "Antara sekarang dan November, OPEC akan mencoba untuk memindahkan harga lebih tinggi dan pasar mungkin  menjawab," kata konsultan WTRG ekonomi Jim Williams. 

Dilansir Reuters, Sabtu (15/10/2016) performa terbaik USD selama satu pekan dibandingkan tujuh bulan terakhir terhadap beberapa mata uang utama, memberikan pengaruh terhadap harga komoditas termasuk minyak mentah. Di sisi lain menurut laporan Baker Hughes menunjukkan ada peningkatan rig minyak AS per 14 Oktober 2016 untuk menjadi berturut-turut dalam beberapa pekan terakhir. 

Pada saat ini menurutnya banyak yang berpikir harga minyak akan terus mengalami kenaikan di masa depan, ketika harapan yang berkaitan dengan pemotongan produksi oleh OPEC semakin mencuat. Harga minyak sendiri cenderung lebih tinggi sejak 27 September ketika Brent mendapatkan tambahan sekitar 13% dan pernah berada pada level tertinggi dalam satu tahun di atas USD53 per barel.  Sementara OPEC (Negara-negara Pengekspor Minyak) masih menjadi sorotan di tengah upaya pembekuan produksi untuk membuat harga minyak global tetap di atas level USD50 per barel. 





HARGA MINYAK: Tertekan Dolar & Fed Rate, WTI Dan Brent Merah


Pasokan minyak mentah AS meningkat 4,85 juta barel pekan lalu, seperti dilaporkan Administrasi Informasi Energi menunjukkan Kamis. Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman November turun 9 sen atau 0,18% ke US$50,35 per barel di New York Mercantile Exchange.

"Dolar bergerak ke dekat level tertinggi tujuh bulan, sehingga memberikan tekanan pada minyak mentah," kata Bob Yawger, Direktur Divisi Berjangka Mizuho Securities USA Inc seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (15/10/2016). Sebelumnya minyak dikuatkan dengan kesepakatan Organisasi Negara Pengekspor Minyak di Energy plus Rusia di Energy World Congress, Istanbul terkait pembatasan output.

Minyak Brent melemah 8 sen atau 0,15% ke US$51,91 per barel di ICE Futures Europe. Harga minyak melemah pada perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB, di saat dolar menguat dan stok AS naik untuk pertama kalinya sejak Agustus.

Sementara itu dolar menguat setelah laporan yang menunjukkan penjualan ritel AS naik, ditambah sinyakFederal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada akhir tahun. The Bloomberg Dollar Spot Index, yang mengukur greenback terhadap 10 mata uang utama, naik sebanyak 0,4%.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar