Minggu, 16 Oktober 2016

Ada Tas Khusus untuk Bawa Galaxy Note 7 di Pesawat



“Sebagai antisipasi terhadap kebakaran baterai lithium-ion, pramugari akan memakai sarung tangan anti panas dan memasukkan perangkat yang terbakar ke dalam tas. Tutup ritsleting tas tersebut setelah api padam,” demikian isi pemberitahuan yang dibuat oleh Alaska Airlines.

Tas yang dibuat oleh Baker Aviation itu memang dirancang tahan api. Cukup masukkan smartphone yang terbakar, seperti Galaxy Note 7 atau perangkat lain, ke tas untuk memadamkan api. Bahkan, jika api menyala lagi, tas tetap bisa meredam dan mengisolir panas dari kebakaran itu.

Informasi yang diperoleh KompasTekno dari Mashable, Senin (17/10/2016), menyebutkan bahwa  pengumuman ini dirilis tepat sehari sebelum U.S. Department of Transportation (DOT) dan Federal Aviation Administration (FAA) menyatakan larangan total terhadap Samsung Galaxy Note 7.

Maskapai penerbangan Alaska Airlines punya cara unik untuk menangani Samsung Galaxy Note 7. Perusahaan menyiapkan sebuah tas khusus bernama Hot-Stop L, yang dapat dipakai untuk mengamankan benda dalam keadaan terbakar. Tas tersebut mampu meredam panas hingga 1.760 derajat celcius. Dengan demikian, ponsel bisa tetap dibiarkan terbakar habis tanpa merusak lingkungan sekitar. 


Larangan total dari DOT dan FAA menyebutkan bahwa penumpang yang membawa Samsung Galaxy Note 7 tidak diperbolehkan naik ke pesawat. Ponsel tersebut sama sekali tak boleh masuk ke dalam pesawat, serta dilarang untuk dikirimkan menggunakan kargo udara. Keberadaan tas Hot-Stop L dalam penerbangan berguna memberikan perasaan aman kepada para penumpang. Setidaknya, bila ada penumpang nekat yang membawa Galaxy Note 7 dan terbakar, maka kru penerbangan sudah punya alat untuk mengatasinya.





Berapa Unit Galaxy Note 7 yang Telah Ditarik Samsung? | PT. Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa


Samsung telah menghentikan penjualan global Galaxy Note 7 beberapa waktu lalu. Sementara, proses penarikan (recall) perangkat premium ini masih terus dilakukan hingga saat ini. Sementara, sebelumnya Samsung diperkirakan berpotensi menderita kerugian hingga US$ 17 miliar atau sekitar Rp 221 triliun. Jumlah tersebut dihitung dengan asumsi seluruh Galaxy Note 7 terjual habis.

Sebelumnya, recall pertama di Amerika Serikat dilaporkan 96 unit baterai Galaxy Note 7 mengalami overheating, termasuk 26 kasus terbakarnya perangkat dan 55 kasus kerusakan properti seperti sebuah mobil dan sebuah garasi. Jumlah tersebut sudah termasuk dengan unit yang ditarik pada recall pertama pada 15 September, yakni sebanyak 1 juta unit perangkat yang mengalami masalah di baterainya. 

Lantas, berapa unit Galaxy Note 7 yang sudah ditarik Samsung dari pasaran? Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Phone Arena, Minggu (16/10/2016), Komisi Keamanan Produk Konsumer (CPSC) dalam lamannya menyebut jumlah Galaxy Note 7 yang sudah ditarik hingga saat ini sebanyak 1,9 juta unit.

Sedangkan menurut Samsung, perusahaan menerima 13 laporan Galaxy Note 7 meledak dan terbakar dan 47 kasus kerusakan yang disebabkan karena perangkat berpemindai mata itu. Menurut CPSC, jumlah laporan Galaxy Note 7 yang mengalami overheating meningkat sebanyak 23 kasus sejak 15 September.

Karenanya, jika smartphone tersebut terjual habis, kemungkinan kerugiannya bakal mencapai lebih dari US$ 3 miliar. Samsung mengestimasi kerugian yang disebabkan karena penghentian penjualan Galaxy Note 7 bakal mencapai US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 38 triliun untuk kuartal IV 2016 dan kuartal I tahun 2017.

Laporan dari Ubergizmo menyebut sekitar 1 juta unit Galaxy Note 7 masih digunakan oleh konsumen di pasaran. Para pengguna diduga belum mengembalikan unit Galaxy Note 7 yang dimilikinya dan menganggapnya tak berbahaya.





Semakin banyak maskapai melarang Galaxy Note 7 | PT. Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa


Maskapai yang terbang dengan tujuan Amerika Serikat diharuskan mengikuti larangan yang sudah diterapkan di negara itu. Sejumlah penerbangan di Australia, Asia, dan Eropa sudah menetapkan telepon pintar itu dalam daftar larangan pada akhir pekan setelah Amerika Serikat lebih dulu melakukannya.

Sementara Qantas dan anak perusahaan penerbangan murahnya, Jetstar, menyatakan, "Larangan berlaku untuk peralatan yang dibawa masuk ke dalam pesawat, dalam tas genggam maupun bagasi." Walau ditegaskan bahwa semua peralatan dalam keadaan aman, raksasa industri elektronik Korea Selatan tersebut menyatakan akan menghentikan produksi Galaxy Note 7.

Sementara Qantas dan anak perusahaan penerbangan murahnya, Jetstar, menyatakan, "Larangan berlaku untuk peralatan yang dibawa masuk ke dalam pesawat, dalam tas genggam maupun bagasi." Beberapa maskapai yang mengikuti langkah untuk melarang Samsung Galaxy Note 7 antara lain Air Berlin, Dragonair, dan Virgin Australia.

Bulan September, Samsung sudah menarik 2,5 juta telepon pintar itu setelah munculnya keluhan tentang baterainya yang terbakar maupun meledak ketika sedang dicas. Beberapa maskapai yang mengikuti langkah untuk melarang Samsung Galaxy Note 7 antara lain Air Berlin, Dragonair, dan Virgin Australia.

Sedangkan Singapore Airlines di halaman Facebook-nya juga menetapkan Galaxy Note 7 dilarang masuk ke dalam pesawat oleh penumpang, di dalam tas genggam, maupun bagasi mulai Senin 16 Oktober.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar